Kamis, 04 November 2010

Keterampilan Menulis Huruf Kecil dgn metode SAS

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembelajaran bahasa yang utama sebagai alat komunikasi. Seorang anak belajar bahasa karena di desak oleh kebutuhan untuk berkomunikasi dengan orang-orang di lingkungan sekitar. Oleh karena itu sejak dini anak-anak diarahkan agar mampu menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar untuk berkomunikasi dalam berbagai situasi yaitu mampu menyapa, mengajukan pertanyaan, menjawab, menyebutkan pendapat dan perasaan melalui bahasa (Thahir, 1993:2)

Dasar pembelajaran bahasa Indonesia adalah pembelajaran keterampilan berbahasa yaitu keterampilan-keterampilan yang ditekankan pada keterampilan reseptif, dan keterampilan produktif. Pembelajaran bahasa Indonesia Sekolah Dasar kelas I diawali dengan pembelajaran reseptif.

Dengan demikian keterampilan produktif dapat ikut di tingkatkan. Empat aspek keterampilan berbahasa yang mencakup dalam pengajaran bahasa adalah:

1. keterampilan menyimak (listenin skils)

2. keterampilan berbicara (speaking skills)

3. keterampilan membaca (reading skills)

4. keterampilan menulis (writting skills)

(Tarigan, dalam Muchlisoh, 1996:257).

Keempat keterampilan berbahasa diatas merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain, tetapi hanya dapat dibedakan. Keterampilan yang satu bergantung dengan keterampilan yang lain. Siswa diharapkan memiliki keterampilan berbahasa yang lengkap. Tidak dapat dikatakan siswa mampu berbahasa yang baik dan benar, bila mereka hanya terampil menyimak, berbicara dan membaca tetapi tidak terampil menulis. Jadi keterampilan menulis harus benar-benar diperhatikan karena terutama diSekolah Dasar, karena dengan cara itu guru dapat menjadikan siswa memiliki kemauan berbahasa Indonesia yang baik dan benar.

1.2. Perumusan Masalah

1. Kesulitan belajar menulis siswa Sekolah Dasar kelas I?

2. Cara meningkatkan keterampilan menulis huruf kecil sesuai metode SAS serta media yang digunakan?

1.3. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Meningkatkan keterampilan menulis permulaan pada siswa Sekolah Dasar kelas I.

2. Tujuan khusus

Tujuan yang hendak di capai melalui pembahasan ini adalah:

a. Untuk mengetahui penyebab kesulitan belajar menulis.

b. Untuk mengetahui dan menerapkan metode, materi dan langkah pembelajaran menulis huruf kecil untuk anak Sekolah Dasar kelas I.

BAB II

PEMBAHASAN

Menulis adalah melahirkan pikiran atau gagasan (seperti mengarang, membuat surat) dengan tulisan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1993:968) menurut pengertian ini menulis merupakan hasil, yaitu melahirkan pikiran dalam perasaan ke dalam tulisan. Poteet (dalam Mulyono, 1999:224) mengertikan menulis merupakan penggambaran visual tentang pikiran, perasaan atau ide, dengan menggunakan simbol-simbol sistem bahasa penulis untuk keperluan komunikasi atau mencatat.

Menurut Akhadiyah (dalam Haryadi, 1996:2760) menulis dapat diartikan sebagai aktivitas mengekspresikan ide, gagasan, pikiran atau perasaan kedalam lambang kebahasaan bahasa tulis.

Samadhy (1999:9) mengatakan bahwa menulis sebagai suatu proses siswa Sekolah Dasar yang normal dapat mengikuti proses menulis dengan kecepatan relatif sama, bahwa setiap siswa yang normal dapat menyelesaikan masalah menulis dalam waktu yang berbeda-beda meskipun perbedaannya tidak terlalu banyak.

Dari pengertian menulis tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa menulis adalah suatu proses mengungkapkan gagasan, pikiran, perasaan dalam bentuk tulisan.

Fungsi utama menulis adalah sebagai alat komunikasi tidak langsung, bukan tatap muka antara penulis dan pembaca. Tujuan utama permulaan yang huruf kecil kelas I yakni agar siswa memahami cara menulis permulaan dengan menggunakan ejaan yang benar dan mengkomunikasikan ide atau pesan secara tertulis.

Ada beberapa penyebab kesulitan belajar menulis bagi Anak SD Kelas 1 diantaranya adalah :

1. Lingkungan keluarga

Orang tua merupakan guru bahasa pertama yang memberikan makna lisan dari benda-benda yang ada disekitarnya. Namun orang tua terkadang kurang memperhatikan anaknya. Keberhasilan anak sekolah pada dasarnya dapat ditentukan pada apa yang dilakukan di rumah, dorongan serta rangsangan minat menulis anak. Luangkan waktu untuk membimbingnya, kenalkan anak pada huruf abjad, ajarkan pada anak cara memegang pensil yang benar, sikap menulis yang benar supaya anak memiliki kemampuan dasar menulis dari rumah.

2. Lingkungan sekolah

- Adanya penggunaan metode pengajaran yang kurang tepat sehingga timbul permasalahan dalam proses pembelajaran menulis anak

- Materi-materi yang diajarkan belum tepat, belum sesuai dengan tingkat perkembangan, intelektual siswa sekolah dasar kelas 1

- Guru kurang memahami keinginan siswa

- Siswa yang benar-benar malas belajar menulis.

Salah satu cara dalam pembelajaran menulis permulaan dengan menggunakan metode SAS (struktur analitik sintetik).

Menurut (Supriyadi, 1996: 334-335) pengertian metode SAS adalah suatu pendekatan cerita di sertai dengan gambar yang didalamnya terkandung unsur struktur analitik sintetik. Metode SAS menurut (Djuzak, 1996:8) adalah suatu pembelajaran menulis permulaan yang didasarkan atas pendekatan cerita yakni cara memulai mengajar menulis dengan menampil cerita yang diambil dari dialog siswa dan guru atau siswa dengan siswa.

Teknik pelaksanaan pembelajaran metode SAS yakni keterampilan menulis kartu huruf, kartu suku kata, kartu kata dan kartu kalimat, sementara sebagian siswa mencari huruf, suku kata dan kata, guru dan sebagian siswa menempel kata-kata yang tersusun sehingga menjadi kalimat yang berarti. (Subana)

Proses operasional metode SAS mempunyai langkah-lagkah dengan urutan sebagai berikut:

a. Struktur yaitu menampilkan keseluruhan.

b. Analitik yatu melakukan proses penguraian.

c. Sintetik yaitu melakukan penggabungan pada struktur semula.

Demikian langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam pembelajaran menulis permulaan dengan metode SAS, sehingga hasil belajar itu benar-benar menghasilkan struktur analitik sintetik. (Subana:176).

BAB III

PEMECAHAN MASALAH

3.1. Cara Memberikan Bimbingan Keterampilan Menulis Huruf Kecil Sesuai Metode SAS

Kegiatan pembelajaran menulis huruf kecil dengan metode SAS dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut (Suriyadi, 1990:35).

1. guru bercerita atau berdialog dengan murid atau siswa berdialog dengan siswa.

2. memperhatikan gambar yang berkenaan dengan cerita

3. menulis beberapa kalimat yang diambil dari isi cerita

4. menulis satu kalimat yang diambil dari isi cerita

5. menulis kata-kata sebagai uraian dari kalimat

6. menulis suku kata sebagai uraian kata

7. menuliskan huruf menjadi suku kata

8. mensintesiskan huruf-huruf menjadi suku–suku kata

9. menggabungkan suku kata menjadi kata

10. menggabungkan kata-kata menjadi kalimat

Agar semua siswa mempunyai kemampuan menulis, maka setiap langkah itu dilakukan oleh siswa dengan cara menyalin tulisan ditulis guru dalam setiap langkah pembelajaran. Dari serangkaian langkah-langkah pembelajaran menulis dengan metode SAS tersebut dapat disusun sebuah skenario kegiatan pembelajaran sebagai bentuk langkah pertama, guru dengan siswa berdialog sesuai dengan tema. Contoh mengambil tema keluarga, langkah kedua, guru meperlihatkan sebuah gambar bapak, kemudian di beri judul ”ïni bapak”. “bapak budi” “ini bapak budi” langkah ketiga guru menulis kalimat yang diambil dari isi cerita tadi dengan tulisan huruf kecil, ”ini bapak” siswa menyalin kalimat tersebut di buku tulis, langkah keempat guru menuliskan kata-kata di buku tulis, langkah kelima guru menulis suku kata sebagai uraian dari kata i-ni ba-pak. Langkah keenam guru menuliskan huruf-huruf sebagai untaian dari suku kata “I n i b a p a k”. Siswa menyalin huruf-huruf tersebut di buku tulis masing-masing. Langkah ketujuh, guru menggabungkan suku kata menjadi kata sebagai berikut, ini bapak. Siswa menyalin. Langkah kedelepan, guru menggabungkan kata-kata menjadi kalimat kembali, yakni : ”ini bapak”. Siswa menyalin di buku tulis. Oleh karena tujuan pembelajaran ini adalah untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis huruf kecil, maka setiap langkah pembelajaran menulis guru selalu menulis dengan huruf kecil. Demikian langkah-langkah yang dilakukan dalam pembelajaran menulis permulaan dengan metode SAS sehingga hasil belajar ini, benar-benar menghasilkan struktur analitik sintetik. Gambar tampilan menulis dengan metode SAS menurut (Djauzah, 1996:2).














3.2. Evaluasi Pembelajaran Menulis Huruf Kecil Sesuai Metode SAS.

Evaluasi dalam pembelajaran menulis huruf kecil dengan metode SAS sebagai berikut:

1. Siswa menyalin tulisan yang di tulis guru dipapan tulis, yang dimulai dari kalimat diuraikan menjadi kata, kata diuraikan menjadi suku kata, suku kata diuraikan menjadi huruf kemudian huruf-huruf disintesiskan menjadi suku kata, kata-kata di gabungkan lagi menjadi kalimat. Evaluasi dapat dilakukan menggunakan instrumen proses dan instrumen hasil. Instrumen proses meliputi kecepatan, ketekunan, kerja sama dan kedisiplinan siswa dalam menulis. Adapun penilaian hasil menulis meliputi bentuk letak, arah dan ukuran huruf.

2. Memantau kegiatan siswa dalam pembelajaran menulis huruf kecil dengan meode SAS dimulai dari kegiatan berdialog tentang tema, kegiatan mengamati gambar, kegiatan membaca isi cerita dan kegiatan menyalin kalimat dengan huruf kecil

3. Memantau tulisan siswa dari waktu ke waktu untuk mengetahui perkembangan kemampuan menulis kalimat dengan huruf kecil menggunakan asessment portofolio.

4. Penggunaan papan flannel sama dengan penggunaan papan tali dan papan selip, tetapi kartu-kartu dan gambar di tempelkan atau di lekatkan pada flannel.

Papan dilapisi/ditutup bahan dari flannel, kartu atau gambar, pada bagian belakang di beri lapisan kertas amplas. Penggunaannya:

Gambar atau kartu dilekatkan pada flannel.

5. Majalah anak-anak dapat dgunakan untuk tugas menyalin kalimat-kalimat sederhana yang ada didalamnya atau menyalin judul.

6. Papan nama, kartu nama, label dan sebagainya untuk tugas menyalin.

Semua kata, kalimat dan yang harus disalin oleh siswa disesuaikan dengan tujuan yang telah di rencanakan oleh guru. Dari tugas menyalin itu siswa akan memiliki perbendaharaan kata lebih banyak. Disamping itu, penggunaan ini berupa benda–benda berlabel, majalah anak-anak akan dapat memacu kreativitas siswa.

3.3. Media Pengajaran Menulis Permulaan

a. Jenis-jenis

1. Papan tulis, papan tali, papan selip, papan flannel

2. Gambar, kartu kalimat, kartu kata, kartu suku kata dan huruf

3. Kartu nama, papan nama, benda-benda berlabel yang ada di sekitar siswa, majalah anak-anak

b. Penggunaan

1. Papan tulis digunakan oleh guru untuk memberikan contoh dan oleh siswa untuk menuliskan apa yang dituliskan oleh guru. Misalnya, menulis kata kalimat, nama sendiri, nama hewan, nama bunga dan sebagainya

2. Papan selip di gunakan oleh guru untuk menyelipkan gambar atau kartu kata, kartu kalimat, yang harus di salin oleh siswa atau gambar yang harus di tuliskan judulnya oleh siswa.

Papan di beri lapisan (ditutup kertas manila)

- Pada bagian tengah di beri kertas sebagai tempat menempelkan kartu atau gambar.

- Kertas rangkap untuk menempelkan kartu atau gambar.

3. Papan tali di gunakan untuk menggantungkan kartu kalimat, kartu-kartu kata, suku kata dan huruf, yang harus di salin oleh siswa atau gambar yang perlu di tuliskan judulnya dan lain-lain.

Papan tali di beri tali kartu atau gambar di gantungkan pada tali.

IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

1. Penyebab kesulitan menulis ada dua fakor yaitu berasal dari lingkungan keluarga dan sekolah.

2. Proses pembelajaran menulis huruf kecil menggunakan metode SAS dapat meningkatkan keterampilan menulis siswa.

3. Penggunaan metode dan media yang tepat atau sesuai dengan tingkat perkembangan anak dapat meningkatkan keterampilan menulis siswa.

4.2. Saran-saran

1. Pembelajaran menulis huruf kecil dikelas I Sekolah Dasar hendaknya menerapkan metode SAS.

2. Guru hendaknya menyesuaikan metode dan media sesuai dengan tingkat perkembangan anak

3. Menggunakan model pembelajaran ini, dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran menulis huruf kecil.

DAFTAR PUSTAKA

Samadhy Umar, 2004. Pembelajaran Menulis di Sekolah Dasar Dengan Pendektan Proses Menulis. Supriyadi, 1996. Pendidikan Bahasa Indonesia 2. Jakarta. Depdikbud: Universitas Terbuka.

Zuchdi, Darmiyati dan Budiasih, 2001. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Rendah. Yogyakarta: PAS

Dr. Ahmad Rofi’uddin dan Dr. Darmiyati Zuhdi. 2001. Pendidikan Bahasa dan Sastra Kelas Tinggi. Malang: Universitas Negeri Malang

Prof. Dr. Sunaryo Kartadinata,dkk. Bimbingan di Sekolah Dasar. Bandung: CV. Maulana.

Subana, Sunarti. Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia. Bandung: Pustaka Setia